Banyak yang mengatakan bahwa untuk menjadi seorang entrepreneur yang sukses dan handal, seseorang harus berumur atau sudah berpengalaman. Dengan kata lain, seorang entrepreneur baru bisa sukses setelah lama bekerja dan punya banyak pengalaman.Saya bukan tidak sependapat dengan pernyataan tersebut. Namun, saya ingin mengubah pernyataan tersebut !
Banyak yang mengatakan bahwa untuk menjadi seorang entrepreneur yang sukses dan handal, seseorang harus berumur atau sudah berpengalaman. Dengan kata lain, seorang entrepreneur baru bisa sukses setelah lama bekerja dan punya banyak pengalaman.
Saya bukan tidak sependapat dengan pernyataan tersebut. Namun, saya ingin mengubah pernyataan tersebut dengan membuktikan bahwa siapapun bisa menjadi seorang entrepreneur sukses tanpa harus menjadi tua dan memiliki pengalaman dulu, baru kemudian memiliki usaha dan menjadi entrepreneur sukses.
Memang sistem pendidikan di Indonesia selalu berorientasi pada pendidikan text book thinking yang mengajarkan seseorang agar berkonsentrasi pada kuliah dan hasil / nilai yang dicapaisehingga akhirnya menjadi pegawai atau karyawan si suatu perusahaan. Misalnya, seorang mahasiswa diajarkan oleh dosen - dosennya dengan sistem text book thinking untuk selalu mendapatkan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif) setinggi-tingginya agar si mahasiswa dapat bekerja dengan posisi yang baik dan mendapatkan gaji yang besar. Bahkan beberapa sekolah bisnis atau wirausaha justru mengadakan mata kuliah Magang Kerja , bukan mata kuliah Praktek Bisnis atau Praktek Wirausaha.
Mata kuliah Kewirausahawan / Entrepreneurship hanya diajarkan sebatas bangku kuliah. Itupun dalam wacana ilmu atau sebatas teori saja yang relevan dengan kewirausahawan, seperti mata kuliah Manajemen dan Pemasaran, tetapi tidak dengan praktek bisnisnya. Anehnya mata kuliah ini banyak diberikan oleh dosen yang belum pernah melakukan praktek bisnis atau wirausaha sehingga mereka hanya memberi pelajaran berdasarkan buku saja, bukan dengan pengalamannya sebagai entrepreneur yang tentunya memiliki banyak pelajaran atau pengalamn yang dapat diberikan kepada mahasiswa.
Akibatnya, mahasiswa lebih terpaku pada teori – teori denga pola piker otak kiri yang selalu berjalan linier, seperti membaca buku, hitung – hitungan, angka, logika, analisis, dan lain-lain. Mereka tidak diajarkan menggunakan pola pikir otak kanan yang lebih memainkan imajinasi, ide, dan kreativitas yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk banyak orang.
Belum lagi para orangtua menginginkan anaknya untuk sekolah setinggi-tingginya dengan mendapatkan nilai yang memuaskan agar menjadi pegawai, baik sebagai pegawai negeri atau swasta. Orang tua selalu menganggap bahwa anak yang menjadi pegawai atau karyawan akan memiliki kehidupan yang lebih ‘safe’ nantinya karena mendapat karier atau jabatan yang tinggi dengan gaji besar ditambah denga tunjangan lain yang menggiurkan.
Namun dengan kondisi perekonomian Indonesia yang belum stabil dan tidak jelas kepastiannya seperti sekarang ini, maka banyak perusahaan yang mengalami kerugian dan akhirnya melakukan PHK besar-besaran.
disini kita bisa bertanya apakah bekerja disebuah perusahaan sebagai karyawan atau pegawai bisa menjamin kehidupan seseorang? Kita semua pasti sepakat menjawab TIDAK.
Sumber : Buku MOTIVATION FOR SUCCESS FOR AN ENTREPRENEUR , karangan : Johanes Ariffin Wijaya
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussemoga bisa memotivas
BalasHapusMy blog