Cari Artikel

Kamis, 19 November 2009

Peralihan dari Karyawan ke Entrepreneur

Semakin besar keamanan yang kamu cari, semakin sedikit kebebasan yang kamu peroleh. Kalau kamu menginginkan kebebasan, kamu perlu melepaskan keamanan.

Saya tahu bahwa saya tidak dilahirkan sebagai entrepreneur alami. Saya harus dididik. Ayah kaya saya menuntun saya melalui proses mulai dari seorang karyawan sampai akhirnya menjadi seorang entrepreneur. Bagi saya, hal itu bukanlah proses yang mudah. Ada bnayak pelajaran yang harus saya lepaskan sebelum bisa memahami pelajaran yang beliau coba ajarkan kepada saya.

Rasanya sulit mendengarkan apa yang dikatakan oleh ayah kaya saya karena apa yang beliau katakan tepat berkebalikan dengan pelajaran yang caba diajarkan oleh ayah miskin saya. setiap kali ayah kaya berbicara tentang kewirausahawan, beliau berbicara tentang kebebasan. Setiap kali ayah miskin saya berbicara tentang pergi bersekolah supaya mendapatkan pekerjaan, beliau berbicara tentang keamanan. Ada benturan antara kedua filosofi itu di dalam kepala saya dan hal itu memusingkan saya.



Akhirnya, saya menanyai ayah kaya saya tentang perbedaan filosofi itu. Saya bertanya, "Tidakkah keamana dan kebebasan adalah hal yang sama?" Sambil tersenyum, beliau menjawab, "Keamanan dan kebebasan bukanlah hal yang sama...malahan keduanya berkebalikan. Semakin besar keamanan yang kamu cari, semakin sedikit kebebasan yang kamu peroleh. Orang - orang yang paliing aman berada di penjara. Itulah sebabnya, tempat itu dinamakan keamanan maksimal." Beliau meneruskan, "Kalau kamu menginginkan kebebasan, kamu perlu melepaskan keamanan. Karyawan mendambakan keamanan dan entrepreneur mencari kemerdekaan."

Jadi, pertanyaanya adalah, apakah semua orang bisa menjadi entrepreneur? Jawaban saya adalah, "Ya. Semuanya berawal dari peralihan filosofi. Semuanya berawal dari hasrat untuk mendapatkan lebih banyak kebebasan daripada keamanan."

"Keamanan dan kebebasan bukanlah hal yang sama...malahan keduanya berkebalikan. Semakin besar keamanan yang kamu cari, semakin sedikit kebebasan yang kamu peroleh."

Saya tahu bahwa saya tidak dilahirkan sebagai entrepreneur alami. Saya harus dididik. Ayah kaya saya menuntun saya melalui proses mulai dari seorang karyawan sampai akhirnya menjadi seorang entrepreneur. Bagi saya, hal itu bukanlah proses yang mudah. Ada bnayak pelajaran yang harus saya lepaskan sebelum bisa memahami pelajaran yang beliau coba ajarkan kepada saya.

Rasanya sulit mendengarkan apa yang dikatakan oleh ayah kaya saya karena apa yang beliau katakan tepat berkebalikan dengan pelajaran yang caba diajarkan oleh ayah miskin saya. setiap kali ayah kaya berbicara tentang kewirausahawan, beliau berbicara tentang kebebasan. Setiap kali ayah miskin saya berbicara tentang pergi bersekolah supaya mendapatkan pekerjaan, beliau berbicara tentang keamanan. Ada benturan antara kedua filosofi itu di dalam kepala saya dan hal itu memusingkan saya.

Akhirnya, saya menanyai ayah kaya saya tentang perbedaan filosofi itu. Saya bertanya, "Tidakkah keamana dan kebebasan adalah hal yang sama?" Sambil tersenyum, beliau menjawab, "Keamanan dan kebebasan bukanlah hal yang sama...malahan keduanya berkebalikan. Semakin besar keamanan yang kamu cari, semakin sedikit kebebasan yang kamu peroleh. Orang - orang yang paliing aman berada di penjara. Itulah sebabnya, tempat itu dinamakan keamanan maksimal." Beliau meneruskan, "Kalau kamu menginginkan kebebasan, kamu perlu melepaskan keamanan. Karyawan mendambakan keamanan dan entrepreneur mencari kemerdekaan."

Jadi, pertanyaanya adalah, apakah semua orang bisa menjadi entrepreneur? Jawaban saya adalah, "Ya. Semuanya berawal dari peralihan filosofi. Semuanya berawal dari hasrat untuk mendapatkan lebih banyak kebebasan daripada keamanan."


Sumber : Buku BEFORE YOU QUIT YOUR JOB , Robert T.Kiyosaki

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...