Cari Artikel

Kamis, 19 November 2009

Rendah hati, Bukan rendah diri

"Orang lain bisa, akupun pasti bisa ! kan sama-sama manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan"

Menurut seorang para tokoh ilmu jiwa, bahwa dalam pribadi seseorang sangat dipengaruhi oleh dorongan-dorongan mendasar, diantaranya adalah dorongan ingin berkuasa untuk pembentukan sebuah harga diri seseorang.

Jika dorongan ambisi ingin berkuasa dalam bentuk apapun selalu tertekan atau terpendam maka akan timbul harga diri yang berkurang yaitu istilah populernya Rendah diri atau Minder. Rasa rendah diri, tidak dalam kamus orang yang kreatif, baik dalam bentuk pikiran atau dalam bentuk tindakan, Tapi hal ini akan berakibat buruk bagi orang yang tidak bisa berfikir kreatif apalagi tidak bisa berfikir sehat.

Perasaan rendah diri adalah bentuk sikap yang timbul dari perasaan seseorang yang merasa dirinya serba kurang dari orang lain, dan perasaan ini ditimbulkan oleh sifat-sifat negatif yang dimiliki seseorang dan bisa juga terjadi karena perasaan terlalu kejam menghakimi diri sendiri.

Bagi orang yang berfikir kreatif dan berfikir positif maka perasaan rendah diri ini akan diolah, dijadikan semacam energi untuk menghidupkan semangat juang yang tak kunjung padam untuk mengejar kekurangan-kekurangannya. Ia akan bersemangat untuk mengejar sukses dalam meraih cita-citanya untuk menutupi kekurangannya, yang mana bisa berakibat menimbulkan perasaan rendah diri tersebut. Sikap ini sangat berguna sekali bagi orang-orang tersebut karena apapun yang menjadi kekurangannya dalam hal bersaing dengan orang lain pasti dia lebih giat mencari tahu dengan belajar, membaca, ikut kursus dan sebagainya untuk mencari sumber-sumber untuk menambah pengetahuannya.

Bagi orang yang selalu berfikir negatif dan tidak bisa berfikir realistis atau berakal sehat, maka perasaan rendah diri yang sudah terbentuk akan semakin berat menekan harga dirinya, Dan kalau perasaan Rendah diri ini terus menerus tidak mendapat saluran, akan menimbulkan rasa jengkel, baik pada diri sendiri atau pada orang lain dan lahirlah sikap iri hati, dengki, apatis (tidak perdulian), rasa takut untuk bertindak, benci terhadap lingkungannya (bersikap curiga). Dan yang paling berbahaya suka menjadi orang yang sombong (sok) yaitu untuk menutupi kekurangannya dia bisa bertindak sok tahu, sok berani, sok ngatur, sok ngebos, sok jagoan dan sebagainya. Sehingga menimbulkan juga kebencian dari lingkungannya sendiri, karena bisanya orang yang dihinggapi perasaan rendah diri sering menjengkelkan lingkungannya sendiri baik keluarga, teman, atau masyarakat pada umumnya.

Timbulnya Sikap Rendah diri,
Seperti telah dikemukakan diatas bahwa sikap rendah diri timbul karena perasaan negatif yang timbul dari perasaan sendiri misalnya cacat jasmani sehingga merasa tidak normal, tidak sama dengan orang lain, bisa juga karena merasa tidak sepadan dengan teman-teman sepergaulan karena pendidikan yang jauh lebih rendah dengan yang lainnya, atau derajat kekayaan yang menjadi tolok ukurannya, maka lahirlah istilah kaum Jetzet atau anak gedongan sebagai golongan orang kaya. Juga ada anak bawang, bahkan anak singkong untuk golongan orang miskin.

Padahal,, jika kita banyak bertanya, menyelidiki, ternyata hampir semua orang mempunyai perasaan rendah diri, tapi kadar penyakit rendah diri ini berbeda satu dengan yang lain dan hasilnyapun akan jauh berberda dari cara seseorang memeranginya. Maka Napoleon Bonaparte menasihati demikian: "kalau penyakit rendah diri hinggap pada anda, segeralah perangi sekuat tenaga dengan hal-hal positif. Dan sadarilah bahwa tidak satupun mahluk didunia ini yang sempurna. Seperti kata pepatah : tak ada gading yang tak retak".
Penyanyi Elvi Sukaisi bilang : Biar jelek asal sombong. Tentu saja yang dimaksud disini adalah berani menanggulangi kekurangan sehingga bisa menunjukkan kelebihan diri yang positif yang mungkin orang lain tidak mempunyainya.

Perlu disadari bahwa penyakit rendah diri itu betul-betul adalah perasaan sendiri, yaitu takut tidak pantas, takut dipandang bodoh, takut keliru, takut tidak ditanggapi, dan jadinya selalu menilai diri sendiri kurang ini, kurang itu selalu serba salah dan jadi kuper (Kurang Pergaulan), Kerena untuk bergaul diperlukan perasaan Percaya Diri yang kuat.

Penulis mengingatkan akan film Oshin, film Jepang yang sangat populer dimana dalam film tersebut menceritakan sesosok anak yang terlahir dari keluarga miskin sampai-sampai melakoni hidup sebagai pembantu rumah tangga yang harus mengasuh anak majikannya, tapi dia tidak diam dalam nasib kemiskinannya, maka dalam perjalananan hidupnya selalu diisi dengan pikiran-pikiran kreatif dimulai dari belajar menulis dan membaca secara diam-diam (mencuri-curi kesempatan) sambil bekerja tekun mengendong anak asuhannya, belajar memotong rambut secara tradisonal maupun modern takala dia berangkat remaja dan sebagainya.

Maka Oshin menggambarkan perjuangan seorang anak miskin yang tidak mengenal istilah rendah diri dan menjadikannya malas mengejar cita-cita sehingga menjadikan diri semakin terpuruk dalam perasaan rendah diri, karena semakin banyak kekurangan diri sendiri dibanding orang lain. Perasaan orang yang berfikir kreatif positip akan selalu bersemangat memperkecil kekurangannya dengan motto hidup: "Orang lain bisa, akupun pasti bisa ! kan sama-sama manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan"

Biasanya didalam diri orang yang merasa rendah diri, sering ditemukan potensi yang luar biasa dilain bidang (pada suatu bidang tertentu). Banyak orang yang menjadi jutawan dan terkenal karena berhasil menguasai perasaan rendah dirinya.

Dr. William Neaston mengemukakan pendapatnya bahwa: "Banyak orang berpendidikan hebat justru tidak pernah melahirkan ide hebat yang baru atau daya cipta yang baik, sebaliknya orang tertentu yang hanya tamatan sekolah dasar atau sekolah lanjutan atas saja mampu mencapai hasil gemilang, karena daya kreatifitasnya yang tak ternilai". Mereka percaya pada kemampuan diri sendiri dan penuh daya upaya yang aktif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...