Cari Artikel

Kamis, 19 November 2009

Marketing Mix

Pemasaran bukan hanya menjual semata. Ujung dari kegiatan pemasaran adalah transakasi penjualan. Ini yang harus dipahami. Kegiatan pemasaran tidak hanya menawarkan produk ke calon pembeli, sebagaimana yang diuraikan secara praktis sebelumnya, tetapi pemasaran juga menetapkan jenis-jenis produk yang tepat untuk sasaran konsumen, menetapkan harga, menetapkan sistem distribusinya, dan juga kiat promosinya.

Dalam dunia pemasaran, kegiatan tersebut disebut sebagai ramuan pemasaran (marketing mix).

Kiat Promosi
Ada banyak cara untuk melakukan promosi. Inilah beberapa cara yang umum dilakukan oleh perusahaan. Anda tinggal menyesuaikan saja dengan kondisi usaha Anda.

1. Direct selling (penjualan langsung)
Pada hakekatnya menjual secara langsung ke konsumen adalah mengenalkan produk kepada mereka yang berarti mempromosikan produk yang dijual. Sekali pun target konsumen tidak membeli produk yang Anda jual, penjelasan mengenai produk telah berfungsi mempromosikan produk. Penjualan langsung sangat efektif untuk produk-produk industri karena umumnya produk industri membutuhkan penjelasan mengenai manfaat produk, cara penggunaan, cara penyimpanan, atau cara pemeliharaan, serta hal terkait lainnya.
2. Sales promotion (promosi penjualan)
Anda tentu sering melihat bagaiman gencarnya supermarket menawarkan produk dengan harga diskon pada hari-hari tertentu, seperti lebaran, tahun baru, agustusan, dan lain-lain. Sekarang bukan hanya perusahaan sekelas supermarket yang melakukan hal semacam itu.
Lembaga kursus skala kecil, mini market, usaha sedot WC, servis AC, atau usaha skala rumah tangga lain pun sudah terbiasa melakukan penjualan dengan harga diskon. Memang biasanya usaha tersebut tidak membawa keuntungan langsung, tetapi yang lebih ditekankan adalah agar target konsumen tertarik mencoba produk yng dijual. Promosi penjualan sangat tepat dilakukan ketika memulai usaha atau pada momen- momen penting, seperti tahun baru, bulan Agustus, dan lebaran.
3. Public relation (kegiatan hubungan masyarakat/ humas)
Bagi perusahaan skala besar, PR (public relation) merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan karena citra perusahaan sangat penting bagi kemajuan perusahaan. Sekali perusahaan diisukan jelek, penjualan bisa merosot dalam waktu singkat.
Kegiatan PR biasa dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar dengan mengundang para pejabat, tokoh masyarakat, wartawan berkunjung ke pabrik, melakukan kegiatan khitanan masal, pembagian sembako untuk korban bencana alam, dan lain- lain. Bagaimana dengan kegiatan skala kecil? Usaha skala kecil, seperti warung makan di kompleks perumahan, tetap memerlukan kegiatan PR. Bayangkan, jika warung Anda dicap sebagai warung yang pelit karena tak pernah ikut berpartisipasi dalam kegiatan sosial di lingkungan perumahan, tentu akan berpengaruh pada kemajuan usaha Anda. Oleh karena itu, anggarkan dana untuk kegiatan PR, misalnya mengadakan lomba pada saat perayaan agustusan, memberi hadiah untuk juara lomba, ikut membantu kebersihan lingkungan. Kegiatan perlombaan yang relevan dengan usaha Anda akan lebih bermakna. Misalnya Anda membuka toko mainan anak-anak, Anda bisa mengadakan lomba mainan anak-anak yang sedang digemari. Cara ini akan meningkatkan citra usaha sekaligus mampu meningkatkan penjualan. Jika warung makan, bisa mengadakan lomba makan paling banyak atau makan paling rapi.
4. Publication (publikasi)
Bisakah usaha kecil melakukan publikasi di media cetak dan elekronik? Jawabnya bisa asal dikemas dengan cara yang cerdik. Sudah barang tentu, kegiatan publikasi harus sesuai dengan target utama konsumen. Jika wilayah penjualan hanya satu kabupaten, usahakan kegiatan usaha di publikasikan di media yang sasarannya untuk wilayah kabupaten. Hal-hal yang bisa dipublikasikan adalah apabila usaha Anda mendapat prestasi luar biasa, misalnya mendapat juara dalam lomba tertentu atau Anda mendapat penghargaan sebagai pengusaha terbaik di wilayah Anda. Untuk itu, ikutlah dalam berbagai lomba yang terkait dengan usaha Anda.
Jika mendapatkan penghargaan dan dipublikasikan, tempelkan berita prestasi Anda di kantor/ warung Anda, agar konsumen ikut mengetahuinya. Radio di wilayah Anda bisa menjadi media yang tepat untuk publikasi. Biasanya radio lokal memiliki acara yang menyangkut usaha kecil. Misalnya acara Obrolan Bisnis di Radio Bahana 101.8 FM Jakarta atau Bincang Biasnis Selingkar di Radio Elgangga 100.3 FM. Pada acara tersebut kadang kala pengusaha kecil diundang untuk berbicara tentang pengalaman usahanya tanpa dipungut biaya. Tentu, acara ini sangat efektif untuk promosi usaha. Jika bisa, acara siaran direkam dan hasil rekaman siaran disetel ulang di kantor Anda agar konsumen yang datang ke kantor/warung bisa ikut mendengarkan.
5. Advertising (iklan)
Usaha apa pun, iklan sangat diperlukan. Iklan bisa dalam bentuk brosur, spanduk, iklan di media cetak, radio, dan lain-lain. Papan nama perusahaan yang baik sudah merupakan iklan. Membuat iklan yang baik membutuhkan biaya. Namun, banyak usaha kecil berhasil dengan iklan baris di media cetak yang tepat. Banyak penjual mobil bekas, rental mobil, dan biro jasa pembuatan izin usaha bisa sukses dengan memasang iklan baris. Ada juga iklan yang ditempel pada pohon di jalanan seperti sedot WC, servis elektronik, pemasangan antena TV, “guru datang ke rumah”, badut untuk pesta, dan lain- lain. Brosur yang biasa di sebar di perempatan jalan atau tempat keramaian lainnya juga bisa efektif asalkan dikelola dengan cermat.

Menetapkan Harga

Menetapkan harga yang paling sederhana adalah dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut.

1. Melihat harga pesaing. Tetapkan, apakah Anda menginginkan harga lebih mahal atau lebih murah dibandingkan dengan pesaing.
2. Melihat biaya produksi. Jelas bahwa menjalankan usaha harus mendapatkan untung sehingga harga jual harus menguntungkan. Jika tidak, Anda harus mengupayakan cara-cara baru dalam berproduksi, melakukan efisiensi, atau melakukan kemasan ulang sehingga barang Anda layak dijual dengan harga yang diinginkan.

Handito Hadi Joewono, seorang pakar pemasaran, menguraikan strategi penetapan harga yang lebih kreatif. Anda bisa mengadopsinya sesuai kondisi usaha Anda. Berikut rangkumannya.

* Price discrimination
Price diskrimnination menetapkan beberapa skema harga yang berbeda untuk produk yang sama. Ada 3 pendekatan perbedaan harga sebagai berikut

menetapkan beberapa skema harga yang berbeda untuk produk yang sama. Ada 3 pendekatan perbedaan harga sebagai berikut

First degree price discrimination. Pendekatan ini memberlakukan harga yang berbeda untuk konsumen yang berbeda. Harga yang ditentukan berdasarkan harga tertinggi yang bersedia dibayar konsumen. Contohnya, penumpang pesawat terbang meskipun tempat duduknya bersebelahan, harga karcis yang mereka beli belum tentu sama. Hal ini terjadi karena waktu dan cara beli mereka. Penumpang yang punya waktu cukup banyak bisa memilih tiket promosi yang cukup murah, tetapi bagi pebisnis atau orang yang pergi terburu-buru maka harga tiket tidak terlalu penting, asalkan segera berangkat.

Second degree price discrimination. Pendekatan ini menggunakan strategi harga yang berbeda untuk konsumen yang sama. Biasanya perbedaan harga terjadi karena volume pembelian. Misalnya membeli baju di grosir Mangga Dua, harga satu potong Rp 100.000,00. Jika membeli satu lusin, harga per potongnya bisa turun menjadi Rp 75.000,00. Harga ini sangat umum dilakukan oleh pedagang.

Third degree price discrimination. Strategi ini dilakukan dengan cara harga berbeda untuk pasar yang berbeda. Biasanya penetapan harga dibedakan atas perbedaan potensi pasar. Makin besar potensi pasar, makin rendah harga yang berlaku. Pembuat pempek di Palembang rela menjual pempeknya seharga Rp3.500,00/potong ke daerah tertentu meskipun di warung miliknya Rp 5.000,00/potong

* Two part pricing
Ini adalah strategi penetapan harga yang lebih kreatif. Umumnya dilakukan oleh pebisnis modern. Strategi ini menetapkan dua harga yang saling berkesinambungan untuk produk yang sama. Misalnya, untuk masuk ke Taman Impian Jaya Ancol, biasanya membeli tiket dua kali. Pertama, membayar harga masuk ke Taman Impian Jaya Ancol. Kedua, membayar tiket masuk ke Dunia Fantasi, Gelanggang Samudra, atau lainnya.
Contoh lainnya, untuk menggunakan kartu kredit, pertama perlu membayar iuran tahunan dan kedua adalah membayar saat menggunakan kartu untuk berbelanja.
* Block pricing
Block pricing dikenal juga sebagai “harga borongan”. Harga ini ditetapkan agar pembeli memilih untuk membeli semuanya atau tidak sama sekali. Pedagang kue dipasar senen sering menggunakan strategi ini untuk menghabiskan stok kuenya ketika kiosnya sudah mau tutup.
* Commodity bundling
Penetapan harga ini cukup unik, terkadang agak rumit, tetapi memudahkan konsumen. Beberapa produk yang tidak sejenis dijual dalam satu paket harga. Ketika ingin menyewa ruang seminar di hotel plus konsumsi, pihak hotel bisa menawarkan paket antara sewa ruang dan harga makanan dalam satu paket, yakni dikenakan Rp 150.000,00/orang, termasuk harga sewa ruang dan seminar kita.
* Peak load pricing
Penumang kereta atau pesawat terbang pada musim liburan harus membayar lebih mahal dibandingkan hari biasa. Sebaliknya, restoran di pusat perbelanjaan sering kali memberi harga potongan untuk konsumen yang belanja di hari kerja.
* Randomized pricing
Acap kali pengusaha penjual sengaja tidak ingin berterus terang tentang harga yang sebenarnya kepada pesaing, bahkan juga ke konsumen sehingga penjual menetapkan harga semaunya, tergantung situasi. Ini sangat sering dirasakan di tempat wisata, ketika ingin membeli souvenir. Penjual biasanya memberikan harga yang sangat tinggi dan kita bisa menawar dengan harga serendah mungkin. Jika tidak pandai menawar maka harga yang terjadi adalah harga relatif mahal.


Sumber : Buku LANGKAH JITU MEMULAI BISNIS DARI NOL , Karangan : Bambang Suharno

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...