Judul di atas sudah saya modifikasi dari salah satu makalah presentasi saya di sebuah forum UKM. Judul aslinya adalah ”Jangan Takut Rugi”. Poin penting yang ingin saya sampaikan di sini adalah bahwa rugi dan untung itu sebenarnya dua hal yang sama. Kok bisa? Barangkali itu yang menjadi pertanyaan Anda semua.
Begini. Pemahaman saya tentang kesamaan dua hal ini dipicu oleh perbincangan saya dengan salah seorang pengusaha senior, Bob Sadino. Saat itu, dia membalikkan pola pikir saya dengan mengatakan bahwa dirinya kalau usaha tujuannya cari rugi. Saat itu, saya langsung membantah. Kalau cari rugi kenapa bisa jadi pengusaha sukses? Dengan tawa yang khas, ia balik bertanya kepada saya. Kalau cari untung, apa iya selalu bisa untung? Saya jawab, ya bisa saja rugi. Nah, sama saja kan? Kalau cari rugi, apa iya selalu rugi terus? Kadang-kadang, bisa saja malah untung banyak. Jadi, mau cari untung atau cari rugi, sebenarnya sama saja.
Memang, banyak orang yang ingin memulai usaha akhirnya hanya berhenti pada batas niat saja. Mengapa? Karena adanya sejumlah ketakutan-ketakutan itu. Takut rugi, takut tidak bisa balik modal, dan ketakutan lainnya. Dengan berbagai perhitungan, karena terlalu dihitung-hitung, akhirnya yang muncul rasa takut tadi.
Perhitungan memang penting. Perencanaan juga sangat penting. Namun, jika semua itu tanpa disertai tindakan nyata, hanya akan sia-sia belaka. Banyak sekali peluang yang ada di sekeliling kita. Namun, jika hanya dijadikan bahan untuk dikaji, dihitung, dipertimbangkan, tanpa ada action, maka semua hanya akan muncul di angan saja, atau, minimal jadi tulisan dalam lembaran kertas.
Ada salah satu rekan saya. Dia mempunyai ide-ide brilian berbagai macam jenis usaha. Bahkan, terkadang, menurut saya ide tersebut bisa jadi akan sangat menguntungkan jika direalisasikan. Namun, saat saya tanya padanya, dia selalu berkata, tunggu waktu yang tepat. Hingga kini saya menulis cerita ini, saya belum pernah mendengar idenya terealisasi.
Lain lagi dengan teman saya yang kebetulan berhenti bekerja karena perusahaannya bangkrut. Ia pun kemudian punya ide sederhana yang sebenarnya sudah sangat banyak yang menekuni, yakni berjualan bakso. Ia berniat mempertaruhkan uang pesangonnya, tanpa merasa harus takut risiko, untuk merealisasikan ide itu. Maka, setelah memilih tempat di dekat sebuah sekolah, ia pun mangkal setiap hari dari sekitar pukul 6 pagi sampai bubaran sekolah di tempat tersebut untuk berjualan. Hasilnya? Menurut penuturannya, minimal 100 porsi bakso dengan harga Rp5000 per porsi terjual dalam sehari. Berarti, penghasilannya kotor per hari minimal Rp500 ribu, jauh melebihi dari gaji yang diperolehnya saat masih bekerja dulu.
Inti dari apa yang ingin saya sampaikan adalah, jangan takut untung dan jangan pula takut rugi. Semua itu hanyalah bonus dari Anda yang pandai memanfaatkan peluang. Semua peluang yang ada, jika diiringi dengan usaha keras, disiplin, keuletan, ketekunan, dan keyakinan kuat akan kesuksesan, maka pasti akan memberikan hasil sesuai yang kita inginkan. Selamat mencoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar