Cari Artikel

Kamis, 19 November 2009

Mengembangkan Soft Skills Siswa Melalui Pembelajaran Kontekstual

Kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan keterampilan teknis (hard skills), tetapi oleh keterampilan mengelola diri dan orang lain (soft skills). Pendidikan soft skills bertumpu pada pembinaan mentalitas agar siswa dapat menyesuaikan diri dengan realitas kehidupan. Hasil penelitian mengungkapkan, kesuksesan seseorang hanya ditentukan sekitar 20 persen dengan hard skill dan sisanya 80 persen dengan soft skills.

Proses pendidikan merupakan perubahan pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) dan sikap (afektif) seseorang, maka pendidikan seharusnya menghasilkan output dengan kemampuan yang proporsional antara hard skills dan soft skills. Selain karena kurikulum yang memiliki muatan soft skills yang rendah dibanding muatan hard skills, ketidakseimbangan antara soft skills dengan hard skills juga dapat disebabkan oleh proses pembelajaran yang menekankan pada perolehan nilai hasil ulangan maupun nilai hasil ujian.



Banyak guru yang memiliki persepsi bahwa peserta didik yang memiliki kompetensi yang baik adalah memiliki nilai hasil ulangan/ujian yang tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses pembelajaran yang konvensional (teacher centered), baik dalam penyampaian demikian juga pada proses penilaianya. Saat ini sudah saatnya guru lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student centered learning).

Setiap orang termasuk peserta didik sudah memiliki soft kills walaupun berbeda-beda. Soft skills ini dapat dikembangkan menjadi lebih baik atau bernilai (diterapkan dalam kehidupan sehari-hari) melalui proses pembelajaran. Pendidikan soft skills tidak seharusnya melalui satu mata pelajaran khusus, melainkan dintegrasikan melalui mata pelajaran yang sudah ada atau dengan menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Salah satunya adalah pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning).

Pembelajaran kontekstual (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Selain itu, mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari dengan melibatkan komponen utama pembelajaran. Yaitu, konstruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi dan penilaian yang sebenarnya. Sebuah Kelas dikatakan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual apabila menerapakan ketujuh komponen tersebut dalam proses pembelajaran.

Dari ketujuh komponen tersebut, pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang berlandaskan pada dunia kehidupan nyata, berpikir tingkat tinggi, aktivitas siswa, aplikatif, berbasis masalah nyata, penilaian komprehensif, dan pembentukan manusia yang memiliki akal sehat. CTL dilaksanakan melalui beberapa pendekatan pengajaran, antara lain:

1. Belajar berbasis masalah
2. Pengajaran autentik
3. Pengajaran berbasis Inquiri
4. Belajar berbasis proyek/tugas terstruktur
5. Belajar berbasis kerja
6. Belajar berbasis layanan
7. Belajar kooperatif

Pendekatan pengajaran dapat di implementasikan melalui strategi pembelajaran kontekstual yang meliputi:
1. Menekankan pentingnya pemecahan masalah/problem 2. Perlunya proses pembelajaran dilakukan dalam berbagi konteks seperti rumah, masyarakat dan tempat kerja
3. Mengontrol dan mengarahkan pembelajaran, agar siswa dapat belajar mandiri
4. Bermuara pada keragaman konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda 5. Mendorong siswa belajar dari sesama teman dan belajar bersama, 6. Menggunakan penilaian autentik

Melalui pendekatan dan strategi diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual dapat mengembangkan soft skills siswa. Soft skills yang akan muncul dalam diri siswa sebagi akibat dari implementasi pembelajaran kontekstual meliputi:
1. Berpikir kritis
2. Kemauan belajar
3. Motivasi
4. Berkomunikasi
5. Kreatif
6. Memecahkan masalah
7. Bekerja sama,
8. Mandiri
9. Berargumentasi logis
10. Memimpin
11. Mengembangkan diri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...